PORTALCISARUA | Polemik kerja sama operasi (KSO) PTPN VIII dan pengembang properti di Gunung Mas Puncak dengan masyarakat sekitar masih berlanjut. Masyarakat menunjukkan berbagai reaksi, termasuk para alim ulama yang mulai angkat bicara. Mereka mengecam aktivitas pembabatan lahan yang terus berlangsung di sekitar Gunung Mas.
Para santri dan alim ulama yang tergabung dalam Forum Majelis Ta’lim Bogor Selatan (FORMAT) melakukan aksi pasang baliho di beberapa titik pada Kamis (25/1/2024). Mereka khawatir pembabatan lahan akan menimbulkan bencana.
Koordinator aksi, Ama Baydon, mengatakan bahwa aksi ini merupakan lanjutan dari apa yang telah dilakukan oleh Komunitas Warga Puncak (KWP) sebelumnya. Menurutnya, para alim ulama hari ini semakin marah melihat arogansi PTPN VIII dalam mengalihfungsikan kebun teh. Ia menyebut bahwa pembabatan pohon teh saat ini sangat sporadis, padahal kebun teh hanya tersisa sekitar 200 hektare dari 1.623 hektare.
“Warga Puncak Bogor terus menyuarakan aksi penolakan atas eksploitasi kebun teh yang dialihfungsikan dengan maraknya bangunan-bangunan liar yang konon kabarnya oleh pengembang KSO dan lainnya dengan dalih tempat wisata. (Naha Maneh tenyaho kana aturan! Jeng deih PUNCAK tibahela oge daerah wisata kasohor koncara ka manca nagara anu jadi ikon na kebon teh anu aya Gunung Mas) dan tentunya wajib FORMAT mengingatkan bahwa jalur puncak yang melintasi di tiga kecamatan ini adalah kawasan kearifan lokal yang sangat religius. Oleh karena itu, kami akan menjaga wilayah kami agar senantiasa puncak ini menjadi Baldatun Toibatun Warobbun Gofur,” ucap Ama Baydon dalam bahasa Sunda.
“Para alim ulama Puncak telah menyampaikan seruan kepada semua pihak agar segera bertaubat karena telah mendzalimi alam sebagai amanah dari Allah untuk kelangsungan hidup hingga akhir zaman. Ini alim ulama yang bicara, saya hanya menyampaikan kembali,” ujar Ama Baydon menambahkan.
Ia menegaskan bahwa para alim ulama mendesak PTPN VIII segera menghentikan kegiatan alih fungsi lahan dan KSO. Ia juga meminta pemerintah pusat hingga tingkat RT untuk melaksanakan dan menegakkan aturan dengan sebaik-baiknya. Ia mengingatkan bahwa jika Allah sudah murka terhadap manusia yang serakah dan tidak menerapkan keadilan dan keseimbangan terhadap alam, maka bencana yang akan diturunkan akan sangat dahsyat.
Sementara itu, berdasarkan pantauan media di lokasi kebun teh, saat ini terlihat adanya pembangunan di beberapa tempat, mulai dari perbatasan Cianjur-Bogor hingga di beberapa lokasi kebun teh. (ddr).
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif