HALLOBOGOR.COM | Tiga tahun menjabat Bupati Bogor, Nurhayanti dinilai gagal menjalankan program pembangunan. Alih-alih hendak menggebrak dengan program dan visi sebagai kabupaten termaju, yang muncul malahan persoalan di mana-mana.
Koordinator Serikat Mahasiswa dan Pemuda Bogor (SPMB), Furqon Ahmad Huda, menyebutkan, persoalan-persoalan tersebut antara lain jalan rusak yang berujung munculnya gugatan masyarakat ke pengadilan, konflik internal pejabat Pemkab, praktik pungli, pelayanan buruk kesehatan, lemahnya daya beli masyarakat, kesejahteraan buruh, masih banyaknya PNS yang terjerat kasus hukum dan praktik penyelewengan dana bantuan, sampai masalah berbelit-belitnya pelayanan publik, dan masih banyak lagi.
“Kita lihat Nurhayanti telah gagal menjalankan roda pemerintahan. Indikatornya jelas terlihat kok, contoh maraknya sarana infrastruktur yang rusak bertahun-tahun, mangkraknya beberapa proyek jalan dan bangunan. Diitambah lagi, saat ini muncul banyak keluhan pelayanan publik yang kurang profesional dan cenderung berbelit-belit,” papar Furqon Ahmad Huda saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Bogor, di Cibinong, Selasa (21/8/2017).
Karenanya, Furqon mendesak Nurhayanti untuk segera memperbaiki kinerjanya sekaligus jajaran Pemkab Bogor. “Kalau tidak mampu mengevaluasi kinerja dan kemudian memperbaikinya, lebih baik Nurhayanti mundur dan menyerahkan jabatannya kepada Gubernur Jabar. Kondisi di Kabupaten Bogor sekarang ini sangat memprihatinkan,” imbuhnya.
Furqon menambahkan, bentuk kegagalan lainnya ialah program Kabupaten Termaju yang kini redup gaungnya akibat ketidakmampuan Bupati Nurhayanti menggerakkan jajarannya dalam upaya merealisasikan 25 penciri Kabupaten Termaju. “Bupati tidak peduli Bogor maju atau tidak, yang dia pikirkan cuma bagaimana mendapat penghargaan dari instansi swasta maupun pemerintah,” imbuhnya.
Lebih jauh Furqon mengatakan, Nurhayanti tidak memiliki visi sebagai kepala daerah yang berkeinginan menjadikan daerahnya lebih maju dan warganya sejahtera. Furqon juga menyebut Bupati Yanti jarang turun mengunjungi warganya, bahkan setiap terjadi bencana, Nurhayanti juga jarang datang ke lokasi melihat kondisi warganya yang terkena musibah.
“Kita pertanyakan sekarang, mana data riil 25 penciri ntuk Kabupaten Termaju, tak pernah diekspos. Banyak kinerja dinas dan badan yang jelek tapi bupati tak hiraukan. Malah terus dipertahankan. Contoh Dinas PUPR, DPKPP, DPMPSTP dan Bappenda, jelas kinerjanya buruk tapi tidak ada punishment dari Bupati. Banyak catatan soal kepemimpinan Bupati yang tidak optimal,” ujar Furqon.
Oleh karena itu, SPMB menyatakan keprihatinannya atas krisis kepemimpinan di Kabupaten Bogor. “Kami sedih melihat kondisi Kabupaten Bogor yang carut marut dengan banyak persoalan. Kita bahkan melihat saat terjadi krisis kepemimpinan akibat lemahnya kinerja Bupati Nurhayanti. Sayang sekali Nurhayanti tidak memanfaatkan kekuasaan secara tepat dan efektif. Nurhayanti nampaknya hanya ingin cari aman saja,” imbuhnya. (yad)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif