PIKIRAN-RAKYAT.COM | Cibinong. (PR).- Komunitas Masyarakat Adat Puncak
(MAP) meminta pemerintah daerah memperjelas arah dan konsep pembangunan kawasan
Puncak Kabupaten Bogor ke depannya. Sekretaris Jenderal MAP Sunyoto menilai
pembangunan infrastruktur masih relatif lamban sedangkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat sangat pesat.
Mengatasnamakan
masyarakat di kawasan Puncak Kabupaten Bogor, ia meminta pemerintah daerah
membuat grand design pembangunan di sana. "Termasuk di dalamnya
pembangunan jalan, pembangunan flyover, pengadaan mode transportasi modern,
penataan PKL dan hotel yang berbudaya, hingga pengembangan objek wisata yang
lebih profesional," kata Sunyoto, Selasa 24 Januari 2017.
Selain membangun
infrastruktur jalan raya, mode transportasi, fasilitas budaya, dan pariwisata,
ia meminta pemerintah daerah ikut campur mengatasi permasalahan pedagang kaki
lima. Sunyoto meyakini penertiban para pedagang tersebut tidak cukup direlokasi
ke tempat lain.
"Kami harap PKL
ditata dan berbudaya khas Sunda," kata Sunyoto menambahkan. Menurut dia,
potensi sektor wisata di wilayah Puncak bisa dimanfaatkan dan dinikmati
masyarakat setempat termasuk para PKL dan para pegiat Desa Wisata di Kecamatan
Megamendung dan Cisarua.
Menanggapi tuntutan
itu, Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor
Syarifah Sofiah menerangkan pembuatan grand design Kawasan Puncak tidak bisa
sembarangan. Ia mengatakan prosesnya harus melalui kajian para ahli dan
akademisi.
Ia menjanjikan
pemerintah daerah menerima aspirasi kelompok masyarakat tersebut. "Di
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perubahan 2017 maupun 2018 nanti kami akan buat kajian grand design
Kawasan Puncak dengan melihat dari segi ekonomi, budaya, dan
infrastruktur," kata Syarifah.
Dalam hal perencanaan
infrastruktur jalan dan mode tranportasi, pemerintah daerah, kata dia, akan
melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat. Sejumlah
rencana diakui Syarifah telah digulirkan mulai dari mode transportasi LRT
Puncak hingga Ciawi, cable car dan lainnya.
"Namun
pencapaian program ini perlu bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun
pemerintah pusat karena ini masuk dalam rencana makro dan membutuhkan duit yang
tidak sedikit," kata Syarifah menambahkan. Pemerintah daerah setempat juga
terus memikirkan upaya mengurangi kemacetan di kawasan Puncak.
Salah satu upaya yang
dianggap paling memungkinkan menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Adang
adalah memanfaatkan jalur alternatif sekitar Puncak. Hal itu disampaikannya
setelah melakukan peninjauan jalan alternatif puncak wilayah selatan mulai dari
Megamendung-Cilember lalu keluar di Puncak Pas, pekan lalu.
Pekan sebelumnya, ia
juga meninjau jalan alternatif Cibereum-Citeko. Dari peninjauannya itu, Adang
menilai jalur wilayah utara lebih memungkinkan dijadikan alternatif karena
hampir seluruh jalan di sana merupakan jalan milik Pemkab dan Jalan Desa.
"Selain itu juga
ada jalan eks Provinsi. Tinggal kita lihat dan nantinya tentu kita kaji, apakah
jalur ini layak untuk dijadikan jalur alternatif," kata Adang. Sesuai
permintaan Bupati Bogor Nurhayanti ia mengatakan kebutuhan pembangunan jalan
alternatif yang mendesak harus segera di usulkan dan di prioritaskan.
Namun, pembangunan
jalan alternatif menurut Adang baru difokuskan pada 2018 mendatang.
"Pemerintah Kabupaten ingin penderitaan yang dirasakan warga di sekitar
wilayah puncak atas kemacetan yang terjadi, segera berakhir," katanya.
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif