JABAR.POJOKSATU.ID | Bogor. Hashtag #IroniKabBogor sempat meramaikan tweetland Jum’at (7/10). Netizen yang menulis hashtag tersebut menceritakan tentang keadaan lima orang anak yatim piatu yang terpaksa harus tinggal di kandang kambing di Kampung Batok RT 03/03 Desa Batok Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Ikut dimention oleh salah satu netizen @ZanwarPuji agar mengirimkan bantuan untuk anak yatim piatu malang tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Jumat malam langsung mengirim stafnya untuk mengecek keadaan mereka yang sebenarnya.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa sebenarnya keluarga kelima anak yatim tersebut hidup berkecukupan karena paman dan bibi termasuk nenek mereka termasuk keluarga yang mampu di wilayah tersebut.
Saat dikonfirmasi pada Sabtu (8/10), Dedi pun merasa aneh menyikapi keadaan keluarga tersebut.
“Saya kirim staf ke sana, maksudnya ingin mengambil anak yatim tersebut untuk jadi anak asuh keluarga saya saja. Kasihan setelah melihat netizen begitu heboh merespon kondisi keluarga mereka. Ternyata, sebenarnya keluarga mereka hidup berkecukupan, justru saya heran mengapa anak-anak yatim ini dipaksa tinggal di gubuk berukuran 3×3 meter, sangat tidak layak tentunya,” kata Dedi.
Keheranan Dedi tidak berhenti sampai di situ saja. Saat anak yatim tersebut akan diambil sebagai anak asuh, seluruh keluarga termasuk sang nenek, Zulhaidah alias Mak Fani, menolak keras. Bahkan, bantuan uang sebesar Rp5 Juta pun harus dititip via nenek tersebut, padahal salah satu anak yang tinggal di gubug itu, Sukanta (20) awalnya telah siap menerima bantuan tersebut.
“Iya kami titip di neneknya. Semoga anak-anak yatim tersebut bisa melewati kondisi ini dengan kesabaran” Pungkas Dedi.
Kelima anak yatim yang ramai diberitakan tersebut diketahui bernama Sukanta (20), Subur (15), Sabar (13), Idris (12) dan Neng Alung (11). Kedua orang tua mereka Didi dan Supiah merupakan anak dari Nenek Zulhaidah alias Mak Fani, telah lama meninggal. Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiga orang anak diantaranya yakni Sukanta, Idris dan Neng Alung dipaksa tinggal di gubuk berukuran 3×3 meter. (kan/pojokjabar)
sumber
Ikut dimention oleh salah satu netizen @ZanwarPuji agar mengirimkan bantuan untuk anak yatim piatu malang tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Jumat malam langsung mengirim stafnya untuk mengecek keadaan mereka yang sebenarnya.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa sebenarnya keluarga kelima anak yatim tersebut hidup berkecukupan karena paman dan bibi termasuk nenek mereka termasuk keluarga yang mampu di wilayah tersebut.
Saat dikonfirmasi pada Sabtu (8/10), Dedi pun merasa aneh menyikapi keadaan keluarga tersebut.
“Saya kirim staf ke sana, maksudnya ingin mengambil anak yatim tersebut untuk jadi anak asuh keluarga saya saja. Kasihan setelah melihat netizen begitu heboh merespon kondisi keluarga mereka. Ternyata, sebenarnya keluarga mereka hidup berkecukupan, justru saya heran mengapa anak-anak yatim ini dipaksa tinggal di gubuk berukuran 3×3 meter, sangat tidak layak tentunya,” kata Dedi.
Keheranan Dedi tidak berhenti sampai di situ saja. Saat anak yatim tersebut akan diambil sebagai anak asuh, seluruh keluarga termasuk sang nenek, Zulhaidah alias Mak Fani, menolak keras. Bahkan, bantuan uang sebesar Rp5 Juta pun harus dititip via nenek tersebut, padahal salah satu anak yang tinggal di gubug itu, Sukanta (20) awalnya telah siap menerima bantuan tersebut.
“Iya kami titip di neneknya. Semoga anak-anak yatim tersebut bisa melewati kondisi ini dengan kesabaran” Pungkas Dedi.
Kelima anak yatim yang ramai diberitakan tersebut diketahui bernama Sukanta (20), Subur (15), Sabar (13), Idris (12) dan Neng Alung (11). Kedua orang tua mereka Didi dan Supiah merupakan anak dari Nenek Zulhaidah alias Mak Fani, telah lama meninggal. Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiga orang anak diantaranya yakni Sukanta, Idris dan Neng Alung dipaksa tinggal di gubuk berukuran 3×3 meter. (kan/pojokjabar)
sumber
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif