Terkuaknya
pembangunan ruang kerja pimpinan DPRD Kabupaten Bogor yang menghabiskan
anggaran Rp450 juta per pimpinan, membuat sebagian orang geram. Hal
tersebut dianggap merupakan pemborosan anggaran di tengah masih
tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Bogor. Ruang kerja pimpinan
dewan pun dianggap masih layak pakai, sehingga tak seharusnya ada
pembangunan ruang kerja baru.
METROPOLITAN.ID | Bogor. Direktur Pusat Kajian Strategis Tata Kelola Pemerintahan dan Korupsi (Pusaka Tapak) Ruhiyat Sujana mengatakan, dibandingkan harus membangun gedung baru, lebih baik dana pembangunan gedung tersebut dialokasikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Terlebih angka kemiskinan di Kabupaten Bogor ini masih tinggi dan masih banyak masyarakat yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). ”Masih hangat di telinga kita ketika ada anak yatim piatu di Kabupaten Bogor yang tinggal di kandang kambing. Ini untuk ruang kerja seorang pimpinan dewan saja menghabiskan anggaran Rp450 juta. Sungguh sangat ironis,” ujar Ruhiyat kepada Metropolitan, kemarin.
Sebagai wakil rakyat, kata Ruhiyat, seharusnya semua pimpinan dewan merasa prihatin atas kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Bukan malah membangun ruang kerja yang mahal dengan fasilitas hotel bintang tiga dengan menggunakan uang rakyat. ”Kalau menggunakan uang sendiri tidak jadi masalah. Ini kan yang digunakan untuk adalah uang rakyat. Sedangkan rakyat sendiri masih tinggal di RTLH,” terangnya.
Dengan membangun ruang kerja yang megah, Ruhiyat menduga ada unsur Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pembangunan gedung baru ini. Sehingga anggaran yang digunakan cukup fantastis, yakni mencapai Rp450 juta. Bahkan jika rata-rata pembangunan ruang kerja ini yakni Rp500 juta dikali empat pimpinan DPRD, maka semuanya mencapai Rp2 miliar. ”Dengan anggaran Rp2 miliar bisa 2.000 RTLH dibangun dengan perkiraan pembangunan satu RTLH Rp10 juta saja,” paparnya.
Ruhiyat pun meminta Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bogor agar menyelidiki pembangunan gedung wakil rakyat tersebut, apalagi anggarannya cukup fantastis. ”Kejari harus turun tangan menyelidiki pembangunan gedung ini dan jangan membiarkannya. Saya yakin ini ada unsur KKN-nya,” katanya.
Terpisah, Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor Nuradi menjelaskan, pembangunan ruang ketua DPRD tidak sampai Rp450 juta karena pembangunan ruang tersebut satu paket dengan pembangunan ruang rapat Paripurna dan beberapa ruangan lainnya. “Ini kan ruangan kosong, mana mungkin pembangunannya sampai Rp450 juta. Jika dengan mebeler, mungkin saja,” jelasnya.
Nuradi pun menyayangkan adanya kabar terkait harga pembangunan ruangan ketua DPRD dengan nilai Rp450 juta itu. Sebab menurutnya, total biaya pembangunan gedung ini sekitar Rp16,1 miliar, bukan Rp450 juta. “Saya hanya tahu total pembangunan semua gedung ini Rp16,1 miliar dan semua itu tidak dihitung per ruangan,” ujarnya.
Sementara hingga berita ini diturunkan, ketua DPRD dan wakil ketua DPRD Kabupaten Bogor belum bisa dikonfirmasi terkait pembangunan ruang kerja ketua DPRD yang mencapai Rp450 juta untuk satu ruangan ketua. (mam/a/ram/run)
sumber
sumber
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif