PUBLIKBOGOR.ID | Cisarua. Dinginnya suasana dan indahnya panorama kawasan Puncak, Bogor, membuat siapa saja orang yang memandangnya pasti akan merasakan sebuah kedamaian didalam sanubarinya. Berbagai destinasi wisata pun begitu lengkap tersaji diwilayah Selatan, Bumi Tegar Beriman tersebut. Mulai dari wilayah Gadog hingga Puncak Pas, banyak berdiri rumah makan, restoran, hotel berbintang, hingga wahana wisata yang memanjakan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Keindahan puncak ini pun setiap tahunnya mampu menyedot ribuan wisatawan asing, terutama dari daerah Timur Tengah, seperti negara Dubai, Arab Saudi, Abudabi, Irak, Yaman, hingga Turki. Bahkan, disalah satu wilayah puncak di daerah Warungkaleng, yang masuk kedalam dua desa, yakni Desa Tugu Selatan, dan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, terhampar berbagai rumah makan dan hotel hingga money changer bernuansakan Timur Tengah.
Jumlah yang mencengangkan pun didapat dari Imigrasi Bogor di tahun 2014, yakni ada sekitar 400 ribu wisatawan asing mengunjungi wilayah Puncak, yang didominasi para pelancong dari daerah gurun pasir tersebut. Bahkan, fakta mencengangkan datang beberapa pekan lalu, bahwa para wisatawan itu memiliki usaha diwilayah puncak, seperti rumah makan hingga pangkas rambut.
Apalagi saat ini, bulan Agustus-Oktober disebut warga sekitar merupakan musim kawin orang Arab. Sehingga dibulan ini banyak ditemui wisatawan berhidung mancung dan berbadan tegap, serta berambut ikal diwilayah bersuhu sejuk tersebut.
Tak hanya itu, wilayah Puncak pun memiliki tabir gelap yang sudah menjadi rahasia umum. Tumbuh suburnya prostitusi lokal hingga Internasional, mewarnai gemerlapnya kawasan puncak. Hampir setiap tahun kantor Imigrasi Bogor bekerjasama dengan pemerintah daerah, kepolisian, serta TNI, mengamankan hingga memulangkan para imigran gelap yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) dengan tarif fantastis, melebihi harga PSK lokal yang rata-rata berasal dari tanah parahiyangan, seperti Cianjur, Sukabumi, Karawang, hingga Bandung.
Hasil penelusuran Publik Bogor, di Kampung Daun, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, beberapa hari lalu, berhasil menguak cerita unik dari beberapa PSK lokal, dan salah seorang penjaga villa yang akrab disapa Abah.
Kali ini, Publik Bogor akan mengambil sepenggal cerita dari kemampuan beberapa PSK lokal yang melayani wisatawan dari Timur Tengah, yang mampu berkomunikasi lancar dengan pelangganya, tanpa harus kursus berbahasa Arab Amiyah.
Saat wartawan ini mencoba ingin mengkonfirmasi seorang PSK, melalui penjaga villa bernama Ujang di area Warungkaleng, ia merekomendasikan beberapa orang gadis
Sebut saja sang kupu-kupu malam ini bernama Mita, janda berumur 25 tahun asal Cianjur, yang hampir tiga tahun lebih melakoni pekerjaanya menjadi pemuas nafsu laki-laki hidung belang asal Timur Tengah, khususnya dari Negara Abu Dabi. Tak sulit untuk mencari para gadis malam ini, jika sudah memiliki kenalan dengan salah satu penjaga villa yang tempatnya biasa dijadikan sebagai tempat beristirahat para wisatawan dari Timur Tengah.
Gadis berkulit kuning langsat dengan rambut terurai sebahu itu, menceritakan keluh kesahnya saat pertama kali melayani pelanggan dari negara Kwuait bernama Ahmad Sidiq. Ia mengaku, selama hampir satu bulan menjadi istri sirihnya, selama dua pekan mempelajari bahasa yang diguanakan sang suami itu secara otodidak.
“Awalnya cuma mengingat kata-kata apa saja yang ia ucapakan untuk menyuruh saya, dan lama kelamaan mulai mengerti,” ujarnya yang waktu itu menggunakan baju berwarna kuning dibalut dengan jaket levis. (Dede Mulayana)
sumber
http://publikbogor.id/2016/09/musim-kawin-arab-telah-tiba-gemerlap-puncak-kian-terasa/
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif