ANTARANEWS.COM
| Cisarua, Bogor (Antara
Megapolitan), Koleksi di lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar
habitat alami) Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, bertambah dengan
kelahiran seekor bayi jerapah (Giraffa camelopardalis).
"Bayi jerapah
berkelamin jantan itu lahir pada Selasa (5/4) pukul 06.47 WIB," kata
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, Drs Jansen Manansang MSc kepada
Antara di Bogor, Rabu malam.
Didampingi Humas TSI
Cisarua Yulius H Suprihardo, ia menjelaskan bahwa bayi jerapah yang belum
diberi nama itu lahir dari pasangan induk betina Emily (8 tahun ) dengan
pejantan Kalo (10 tahun).
Induk betinanya
sendiri telah mengandung selama 14 bulan lebih dua pekan.
Saat ini bayi jerapah
yang mempunyai tinggi 1,80 meter tersebut masih menyusu pada induknya. Setelah
setahun disapih baru akan diberi makan berupa kacang kacangan, apel, pisang,
daun daunan, dan pelet bawang bombay.
Menurut Jansen
pihaknya sangat bergembira dengan kelahiran jerapah ini.
"Ini merupakan
keberhasilan sebuah lembaga konservasi dalam menjaga pelestarian satwa, dan
bahkan mengembangkannya di luar habitatnya," katanya.
Ia menambahkan bahwa
kebun binatang, taman safari merupakan benteng terakhir bagi kehidupan satwa
dengan skema konservasi "ex-situ".
Jerapah, kata Jansen
Manansang, merupakan satwa darat tertinggi di dunia, dengan tinggi pejantannya
mencapai 6 meter, sedangkan betinanya lebih rendah.
Satwa juga dikenal
unik karena memiliki jantung terbesar, leher tertinggi, kaki depan terpanjang,
ekor bagian hitam terpanjang bila dibandingkan dengan satwa satwa lainnya. Jerapah juga memiliki empat buah lambung.
Pakan jerapah di
habitatnya merupakan ranting kering dan pucuk-pucuk daun.
Sementara itu,
perawat satwa (keeper) jerapah Darmanto
menambahkan kelahiran bayi jerapah itu merupakan kelahiran dengan proses
terlama di TSI.
Biasanya proses
kelahirannya terjadi selama empat jam, namun induknya betinanya melahirkan
setelah proses delapan jam.
Bersama drh Dita, tim
jerapah memantau dari semalaman, ditemani oleh perawat satwa lainnya, Dayat dan
Bahrun.
Tanda tanda akan
melahirkan diketahui sejak Jumat (4/4)
2016 sekitar pukul 22.25 WIB, di mana mulai terlihat tanda tanda induk
betinanya akan melahirkan.
Bayi jerapah itu kini
menambah koleksi satwa itu setelah sebelumnya lahir dua ekor bayi jerapah pada Kamis (10/3) lalu.
(Ant).
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif