ANTARANEWS.COM
| Bogor (Antara Megapolitan),
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan meninjau kesiapan kandang "Giant
Panda" (Ailuropoda melanoleuca - panda raksasa) di Taman Safari Indonesia
(TSI), Cisarua yang dinilai cukup mewah.
"Kesiapan sudah
80 persen, kandang yang dibangun tidak hanya layak tapi terbaik, lokasinya
mewah," kata Dirjen KSDAE Thachrir Fathoni saat menijau Taman Safari
Indonesia Indonesia Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut Thachrir,
dirinya pernah mengunjungi dan melihat pusat konservasi panda yang ada di
Tiongkok maupun Jepang. Tapi apa yang telah disiapkan oleh TSI untuk kehadiran
dua panda asal Tiongkok jauh lebih baik.
"Secara teknis
sudah bagus, kesehatan juga sudah tersedia, semua persiapan dikerjakan dengan
baik," katanya.
Dia mengatakan,
kehadiran dua panda raksasa asal Tirai Bambu ini merupakan hasil kerja sama
antara dua kepala negara yakni Presiden Joko Widodo dan Presiden Tiongkok.
Persiapan untuk
mendatangkan dua ekor panda atau sepasang tersebut sudah 80 persen, tinggal
urusan administrasi terkait pengiriman panda dari Tiongkok ke Indonesia.
"Persetujuan
sudah ada tinggal administrasi, prosesnya sedang berjalan. Percepatan kehadiran
panda raksasa ini perlu juga mendapat dorongan dari Kementerian Luar
Negeri," katanya.
Menurut perkiraan,
Giant Panda baru akan dikirim setelah proses administrasi selesai, diperlukan
sekitar dua bulan lagi. Sehingga diperkirakan sekitar bulan April atau Mei akan
tiba di Indonesia.
Direktur TSI Cisarua,
Frans Manangsang menyebutkan kandang Giant Panda berada di lahan seluas 1.800
meter per segi, terdapat dua kandang yakni out door dan in door, dilengkapi
ruang karantina dan tempat kesehatan.
"Kita sudah
mempersiapkan kandang dan wahana baru ini selama satu tahun. Sekarang tinggal
menunggu diisi sama pandanya," ujarnya.
Menurut Thachrir,
Indonesia merupakan negara ke 14 yang ditunjuk sebagai tempat penangkaran
panda. Pemerintah Tiongkok begitu selektif untuk menempatkan satwa yang menjadi
ikon negaranya, karena saat ini jumlah pupulasi yang tersedia hanya 200 ekor di
dunia.
"Kehadiran Giant
Panda di TSI selain untuk pererat hubungan diplomasi antardua negara melalui
diplomasi panda, juga pembuktian kemampuan kita dalam melakukan upaya
konservasi dan penangkaran panda," kata Thachrir.
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif