PELITA.COM | Bogor,
Pelita Peryataan dukungan Gubernur Jawa Barat Dany Setiawan Setiawan yang
disampaikan dalam sebuah acara di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor
beberapa waktu lalu, menjadi penyemangat bagi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk
mempercepat pemekaran, pembentukan Kabupaten Bogor Barat (Bobar).
Bahkan
peta wilayah untuk Kabupaten Bogor Barat itu kini telah rampung.Tinggal nunggu
tandatangan ketua dewan, ujar Asisten Pemerintahan Kabupaten Bogor Dandan Mulyadi,
Senin pekan lalu. Kendati demikian, Dandan meminta warga untuk lebih bersabar. Sebab,
masalah ini tak hanya terkait dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD
Jabar, melainkan hingga tingkat pemerintah
pusat
dan DPR RI.
Selain
itu, tahapan untuk pembentukan kabupaten baru ini masih panjang. Satu di
antaranya adalah penetapan ibukota Bobar. Saat ini, tim dari Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Institut Teknologi Bandung masih membuat kajian
di antara empat daerah yang bakal dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Bobar.
Yakni, Jasinga, Cigudeg, Leuwisadeng, dan Dramaga.
Selain
titik pusat pemerintahan, tim pembentukan Bobar juga belum menentukan besaran
dana kontribusi dari daerah induk, yakni Pemkab Bogor dan Pemprov Jabar. Dana
kontribusi untuk kabupaten bungsu ini diperkirakan sekitar Rp 20 miliar per
tahun. Berdasarkan hasil kesepakatan, dana ini akan diberikan untuk Bogor Barat
selama tiga tahun pertama. Selain itu juga dana bantuan untuk pemilihan kepala daerah.
Lebih
lanjut ia menjelaskan jika berkaca pada Kabupaten Bandung Barat (KBB),
pembentukan Bobar memang tak memakan waktu sebentar. Jika dihitung sejak isu
ini mulai digulirkan, yakni pada 1998, KBB butuh waktu sembilan tahun sebelum
diresmikan menjadi kabupaten ke 26 di Jawa Barat. Seperti Bobar, KBB juga
memiliki sejumlah permasalahan yang nyaris sama. Awalnya, banyak pihak yang
sinis terhadap
pembentukan
KBB. Sebab, di dalamnya terlibat tokoh masyarakat dan aktivis partai politik
sehingga memunculkan dugaan bahwa pemekaran wilayah adalah untuk tujuan
kekuasaan Belum diserahkan Sementara itu Ketua Pansus DPRD Kabupaten Bogor
(Bobar) untuk pemekaran wilayah Bogor barat (Bobar) Dadeng Wahyudi mempertanyakan
hasil kajian penetapan ibukota Bobar oleh Tim LPM Institut Teknologi Bandung
(ITB) yang hingga kini belum juga diserahkan kepada Pansus.
Padahal
kata Dadeng dalam pertemuan dengan tim pemerintah daerah, Pansus dan Komite
Percepatan Pemekaran Bogor Barat (KPPBB) diruang setda Kabupaten Bogor Januari
lalu, Tim LPM ITB menjanjikan hasil kajian penetapan wilayah ibukota kabupaten Bogor
barat sudah diserahkan awal Februari 2008 ini.
Tapi
sampai sekarang hasil kajian itu belum kami terima, kami minta hasil kajian
tersebut segera di serahkan. Agar ini juga tidak menimbulkan tanda tanya di
masyarakat, katanya. Di lain pihak, ia juga mengkritik peryataan Bupati Bogor, Agus
Utara Effendi di media beberapa waktu lalu, yang mengatakan
dirinya
pesimis dengan pemekaran Bobar tersebut. Kalau bupati pesimis lantaran di bogor
barat tidak ada restoran atau hotel ini kan lucu.
Sebab
pak Agus ini kan sudah menjabat sebagai bupati Bogor selama 10 tahun, jadi
kalau di bogor barat sampai sekarang belum ada restoran atau sarana penunjang
lainya, itu justru yang harus dipertanyakan , bagaimana perhatian pemerintah
daerah yang dipimpinya kepada masyarakat di Bogor barat, ungkapnya. Keinginan
warga Bogor barat untuk memisahkan diri dari
Kabupaten
Bogor, kata ia tentu didukung alasan-alasan yang cukup mendasar.
Selama
ini pembangunan di wilayah Bogor barat ini jauh tertinggal dibandingkan daerah
lainya. Padahal kontribusi dari Bogor barat terhadap pemerintah daerah cukup
besar. Yang kedua adalah rentang kendali pelayanan yang sangat jauh dan sulit ditempuh
oleh masyarakat Bobar. Dan yang ketiga adalah tingkat kesejahteraan masyarakat
sulit meningkat jika tetap bergabung dengan Kabupaten Bogor, tegasnya. Ia
meminta agar elit dijajaran pemerintah Kabupaten Bogor tidak mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang justru dapat memicu reaksi dari masyarakat Bogor
barat, yang kini tengah bersemangat menunggu waktu pemekaran itu tiba.
Kalau
merasa pesimis kenapa baru sekarang itu dikatakan, dan kenapa pemerintah daerah
juga menyetujui pemekaran bahkan mengusulkan untuk disetujui dewan. Ini kan
berarti inkonsisten namanya, imbuhnya. (don/ck-58)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif