ANTARANEWS.COM | Bogor (Antara Megapolitan), Sejumlah buruh pabrik yang tergabung dalam komunitas "Loba Mere" melakukan aksi sosial dengan membantu menyediakan fasilitas sarana pendidikan untuk Pendidikan anak usia dini (PAUD).
Termasuk menyantuni
sejumlah anak tidak mampu agar bisa terus bersekolah di Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kata Ketua Komunitas Loba Mere, Margani, saat
ditemui dalam kegiatan aksi sosial di Kampung Baru Jeruk, Desa Tugu Utara,
Cisarua, Minggu.
"Aksi sosial ini
merupakan agenda rutin dari komunitas Loba Mere, setiap empat bulan sekali kami
melakukan aksi kepedulian yang kami sebut kepedulian anak negeri,"
katanya.
Ia mengatakan, aksi
kepedulian sosial tersebut telah berlangsung sejak komunitas Loba Mere berdiri
pada 2013. Bantuan diberikan fokus di bidang pendidikan, dengan menyumbang
peralatan pendidikan di satu daerah yang tidak terjangkau oleh bantuan
pemerintah.
"Seperti di
Kampung Baru Jeruk ini ada sebuah PAUD yang tidak memiliki bangunan resmi,
anak-anak belajar di dalam vila dengan peralatan seadanya, bahkan tidak punya
papan nama, dan juga meja belajar yang layak," katanya.
PAUD tersebut
didirikan oleh seorang penjaga vila, saat ini memiliki jumlah murid sebanyak 40
anak. Rata-rata murid yang belajar di PAUD Anggrek tersebut orang tuanya
bekerja sebagai penjaga vila dan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Timur Tengah.
"Siswa belajar
menggunakan meja yang terbuat dari bekas papan meja pimpong yang disumbangkan
oleh salah satu pengelola vila di sekitar lokasi," katanya.
Dalam aksi sosialnya,
komunitas bergerak membantu menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh PAUD
Anggrek, seperti menyediakan meja belajar yang layak, membuat plank nama,
mengecet ruang belajar menjadi lebih rapi dan tidak kusam, serta membuat pagar
pembatas di pintu masuk.
Selain itu, mereka
juga memberikan santunan dan bantuan pendidikan kepada sejumlah anak asuh yang
memiliki nasib kurang beruntung, diantaranya penderita kanker tulang, dan anak
yang dikucilkan karena mengidap HIV/AIDS.
"Kami melihat
anak-anak yang hidup di kota besar mendapat perhatian berlebih dari berbagai
pihak, tetapi berbeda dengan mereka yang tinggal dipeloksok kota, hampir
terabaikan, bahkan tidak tersentuh oleh bantuan," katanya.
Margani mengatakan,
Loba Mere merupakan komunitas sosial yang belum berbadan hukum, anggotanya 70
persen merupakan buruh pabrik yang bekerja di sejumlah industri di wilayah
Jabodetabek, beberapa diantaranya adalah anak-anak sepeda motor, pengangguran,
mahasiswa dan pekerja lainnya.
Setiap bulan anggota
menyisihkan sumbangan sebesar Rp20 ribu untuk didonasikan dalam aksi sosial
yang rutin dilakukan setiap empat bulan. Mereka juga menggalang dana dari
sejumlah donatur. Tetapi karena belum berbadan hukum, tidak banyak donatur
resmi seperti pemerintahan, lembaga dan badan yang bersedia menyumbangkan
dananya.
"Terkadang kalau
dana untuk aksi sosial kurang, anak-anak Loba Mere turun ke jalan ngamen,
lumayan kadang sekali ngamen seharian bisa dapat Rp700 ribu," katanya.
Menurut Margani,
biaya untuk melegalkan komunitasnya dalam wadah payung hukum di Kemenkumham
cukup besar yakni Rp5 juta, dan karena mereka komunitas kecil, dana tersebut
dipilih untuk disumbangkan dalam aksi nyata.
sumber
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif