mediaindonesia.com | KEBERADAAN turis
Timur Tengah di Desa Tugu, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, memberikan dampak
terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat lokal.
Kehadiran masyarakat
negeri padang pasir itu telah menggerakkan kegiatan pariwisata di daerah yang
kini dikenal sebagai Kampung Arab tersebut. Kehadiran mereka mendorong derap
kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
Hampir seluruh sudut
desa yang disebut Kampung Arab itu menampakkan pernak-pernik Arab dengan segala
aksesorinya. Bahkan nama-nama toko, wartel, sampai warung pun menggunakan nama
Arab dan bahasa Arab.
Sebenarnya nama asli
Kampung Arab itu ialah Kampung Sampay, satu dari tiga kampung di Desa Tugu
Selatan, 1 kilometer di atas Taman Safari, Cisarua, Bogor. Kampung Arab disebut
juga oleh sebagian orang dengan Kampung Warung Kaleng, sepotong jalan
Jakarta-Puncak di kilometer 84.
Kepala Urusan Umum
Desa Tugu Selatan Nanang Jagur mengakui kebenaran hal tersebut. Namun, ia
memastikan pihak desa bersama dengan warga sekitar akan terus berupaya
mengambil sisi baik dari budaya yang dibawa orang Arab tersebut.
"Banyak warga
lokal yang mencari nafkah di tempat usaha yang menjadikan orang Arab sebagai
pasar utama mereka, seperti rumah makan, biro perjalanan, minimarket, dan
hal-hal kecil seperti tukang parkir dan tukang ojek," ujar Nanang di
Puncak, Rabu (10/6) lalu.
Seiring dengan banyaknya
orang Arab di Puncak, permintaan akan makanan khas Arab pun menjamur. Itu juga
yang membuat banyak investor baik lokal maupun orang Arab itu sendiri membuka
tempat makan khas Arab untuk melayani banyaknya permintaan akan kuliner khas
negeri padang pasir.
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif