JURNALBOGOR.CO
| Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan pelatihan
kepada 150 masyarakat dari 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor. Pelatihan
Penanggulangan Bencana Tingkat Dasar Berbasis Masyarakat ini dilaksanakan
selama tiga hari di Hotel Puri Anggraini, Kecamatan Cisarua, Puncak, Kabupaten
Bogor, Senin (28/4).
Sekretaris
Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang Suptandar, mewakili Bupati Bogor H.
Rachmat Yasin, saat membuka acara tersebut, mengatakan, faktor geografis
wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas 2.664 kilometer dengan struktur
pemerintahan meliputi 40 kecamatan dan 417 desa serta 17 kelurahan. Di bagian
utara terdiri dari dataran rendah dan lembah Sungai Ciliwung dan Sungai
Cisadane. Sedangkan di bagian selatan merupakan daerah pegunungan yang mencakup
Gunung Halimun, Salak, Gede dan Pangrango.
“Makanya
Kabupaten Bogor menjadi potensi bencana urutan kelima nasional, kategori rawan
bencana akibat akitivitas iklim, geologi dan vulkanologi,” katanya.
Atas
dasar kondisi itu, Bupati Bogor menuntut untuk menyusun strategi dan masterplan
penanggulangan bencana, yang tepat sasaran serta pembentukan sukarelawan Satuan
Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas PB) berbasis masyarakat. Hal ini bertujuan
untuk menjadikan masyarakat sebagai sistem rantai penyelamatan/penolong pertama
dan terdekat yang bersifat responsif menjadi preventif, sehingga mampu mengurangi
jatuhnya korban bencana.
Sehingga,
diharapkan masyarakat mengetahui bahwa penanggulangan bencana adalah tanggung
jawab semua pihak, bukan pemerintah saja. Bahkan, semua orang berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatan keamanan dari bencana, terlibat aktif
dalam pemulihan bencana, meningkatkan kemampuan diri dalam menangani bencana.
Bupati
mengimbau pada para peserta pelatihan agar berperan aktif, mampu berperan dalam
Satgas PB, berkomitmen kuat dan memiliki kepedulian tinggi dalam kegiatan
penanggulangan bencana, baik sebelum bencana, pada saat bencana, dan setelah
bencana terjadi.
Sementara
itu, Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yos Sudrajat, menjelaskan, para peserta
pelatihan bisa berperan aktif dan tanggap darurat saat terjadinya bencana,
seperti melakukan evakuasi korban dan rescue.
“Dari
jumlah 150 peserta sekarang, sebanyak 30 peserta akan diikutsertakan lagi untuk
mengikuti TOT (Training of Trainer). Nantinya, para peserta itu akan menjadi
fasilitator terhadap masyarakat di wilayahnya yang rawan bencana,” jelasnya.
sumber
sumber
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif