BERITABOGOR.COM | Aspirasi Warga Masyarakat Puncak Tentang
Masalah Kemacetan Lalu Lintas Kawasan Puncak Bogor.Berdasarkan catatan
Komunitas Rumpun Hijau Puncak terkait carut-marut Jalan Raya Puncak, Kabupaten
Bogor, masih menjadi permasalahan mendesak. Selama ini pembangunan kawasan
primadona bagi wisatawan domestik dan mancanegara ini hanya berpihak kepada
investor, bukan kepada ranah alam, sosial dan budaya. Sehingga, pembangunan
hanya dinikmati segelintir orang yang dekat dengan kekuasaan.
Titik Kemacetan Jalan Raya Puncak:
1. Pertokoan Warung Kaleng di Desa
Tugu;
Dimana di tempat ini menjadi Pusat
perbelanjaan wisatawan Timur Tengah. Kondisi saat ini pada hari-hari biasa
sudah menyebabkan kemacetan +- 1 km arah bawah dan arah naik. Belum lagi pada
hari libur yang intessitas kendaraan semakin banyak. Lalu lalang kendaraan
keluar masuk pertokoan dan gang di warung kaleng menyebabkan tersendatnya laju
kendaraan dari dan arah Puncak2. Simpang Safari;
Keluar masuk kendaraan dari dan arah
Safari sebagai penyebabnya3. Pasar Cisarua;
Lalu lalang masyarakat yang belanja
kepasar dan Angkot yang menaik-turunkan penumpang menjadi penyebab utama
kemacetan
4. Simpang Megamendung;
Titik ini menjadi titik utama
kemacetan Puncak. hal tersbeut disebabkan oleh lalu lalulalang masyarakat yang
menyeberag jalan, pemberhentian ankot, keluar masuk mobil dan pedagang kaki
lima di kanan kiri jalan. Selain itu jalan dititik ini juga relative sempit.
Belum ada upaya untuk melebarkan khusus titik ini 5. Simpang Gadog;
Disini menjadi titik utama kendaraan
keluar dan masuk wilayah Puncak. bangunan pagar perumahan elit Vimala Hill yang
mepet ke bahu jalan memperparah kemacetan.
Itulah simpul-simpul utama kemacetan
di wilayah Puncak. tidak ada satupun kemacetan di wilayah Puncak terjadi di
titik-titik pedagang oleh-oleh. Seperti di Tugu Pom Bensin, Cibeureum
Batulayang, Parama, Cipayung datar dan Gadog. Jadi ini menjawab bahwa pedagang
oleh-oleh bukan penyebab kemacetan puncak.
Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Kawasan
Puncak Bogor:
1. Banyaknya intensitas kendaraan ke
wilayah Puncak, Khususnya pada hari libur;
2. Banyaknya angkot yang beroperasi,
dari informasi yang masuk +- 1500-2000 angkot beroperasi di wilayah Puncak.
angkot tersebut ada yang resmi ada pula yang tidak resmi (menurut informasi);
3. Kurang memadainya jalur alternative
di wilayah Puncak. saat ini jalur alternative satu-satunya hanya jalur
Gadog-Pasir Muncang-Cisarua. Status Jalan Kabupaten. Namun kondisi jalanya
sangat sempit, sehingga hanya kendaraan –kendaraan kecil yang layak lewat jalur
ini. untuk kendaraan besar ( Bis/Truk) akan sangat mengganggu laju kendaraan
yang lain. Jalur ini hanya keluar di di seputaran Pasar Cisarua. sehingga
keluar masuknyapun juga menyebabkan kemacetan;
4. Banyaknya tempat wisata diwilayah
Puncak. sehingga destinasi masyarakat kepuncak (selain karena kesejukan dan
pemandangan) semakin bertambah. Dari mulai Taman Wisata Telaga Warna, Bukit
Gantole, Gunung Mas, Curug Cilember, Taman Wisata Safari, Taman Wisata
Matahari, dan lain-lainya;
5. Banyaknya Resort, Play Ground,
Hotel, Restaurant dan villa. Tempat-tempat tersebut selain menjadi tujuan untuk
memuaskan hobby kuliner juga sudah menjadi tujuan utama untuk Gathering dan
rapat;
6. Jalan Raya Puncak yang sempit. Saat
ini Jalan Raya Puncak hanya berlebar +- 8 meter. Tidak cukup menampung seluruh
kendaraan dalam waktu liburan.
Usulan Solusi Jangka Pendek dan
Menengah:
1. Merelokasi pedagang dan bangunan di
titik kemacetan, kemudian jalan dilebarkan;
2. Melebarkan jalur alternative,
khususnya Gadog-Pasir Muncang-Cisarua;
3. Membuka Jalur tembus baru Citeko –
Cibeurem- Tugu. Sehingga kendaraan kecil dari dan arah Puncak bisa melalui
jalur ini, tidak harus melalui jalur utama Puncak;
4. Membuka Jalur Alternatif baru, Pasir Angin-Megamendung-Ciburial Tugu;
5. Melebarkan Jalan Raya Puncak secara
menyeluruh minimal 1 meter kanan kiri jalan, melihat kondisi di lapangan, masih
sangat memungkinkan untuk dilebarkan tanpa mengganggu pedagang/ bangunan di
pinggir jalan raya;
6. Membongkar bangunan yang
benar-benar mepet Jalan Raya;
7. Merapikan selokan/parit di
sepanjang Jalan Raya Puncak;
8. Membangun Trotoar di spot-spot
tertentu. Contoh di wilayah Cipayung Datar hingga jembatan leuwimalang, Hankam
Cisarua – Cibeureum. Hal ini guna memudahkan mobilisasi masyarakat untuk lebih
nyaman dalam berjalan kaki, tanpa harus naik angkot;
9.
Mengatur ulang atau menertibkan
jumlah angkot di Puncak.
Senin, 10 Februari 2014
Komunitas Rumpun Hijau Puncak
Bogor - Indonesia
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif