REPUBLIKA.CO.ID | GADOG - Polres
Bogor melansir data terbaru melalui unit Traffic Management Center (TMC) Bogor
mengenai jalur puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dijelaskan dia, sekitar 20
titik rawan macet di jalur Puncak, berpotensi mengganggu kelancaran arus
kendaraan.
Titik tersebut
dimulai dari simpang Gadog hingga Masjid Atta'awun. Tiga titik di antaranya
adalah daerah paling rawan menimbulkan macet. Yakni, di Pasar Cisarua, simpang
Taman Safari dan Masjid Atta'awun.
Dari pantauan
Republika pada Ahad (5/8) hingga Senin (6/8) ini kepadatan selalu terjadi di
tiga titik tersebut. Terutama di jalan yang melintasi pasar Cisarua tepatnya di
kilometer 9 jalur Puncak.
Di kilometer 19 titik
Masjd Atta'awun, kepadatan kendaraan terjadi akibat padatnya pengunjung masjid
tersebut. Para pelancong hilir mudik di pinggir jalan sehingga menghalangi
kendaraan yang melaju. Kemacetan semakin memuncak saat Ahad malam.
Pengunjung membludak
kala buka puasa tiba. Banyak pengendara yang membelokkan kendaraannya ke
parkiran Atta'awun. Sehingga terjadi antrean karena parkiran sudah overload.
Rawan macet tertinggi
ada di titik pasar Cisarua. Dari pengamatan Republika pada hari ini, dalam
rentang pagi hingga siang kawasan ini tak lekang dari kemacetan. Tampak
kemacetan disebabkan angkot yang 'ngetem'. Ditambah kendaraan berhenti di
pinggir jalan serta ke luar masuknya pengunjung pasar.
Kemacetan mulai agak
mereda saat buka puasa tiba. Suasana cukup lengang sehingga kemacetan tak
terlihat lagi. Ada beberapa jalur alternatif yang dapat digunakan untuk memecah
kemacetan di jalur Puncak.
Dari pantauan
Republika arah masuk jalur alternatif dijaga penduduk setempat. Mereka
'menjajakan' jalur alternatif kepada para pengemudi.
Pengemudi dapat
memanfaatkan layanan ini sesuai tujuan. Para penjaga tersebut meneriakkan
lokasi yang dapat dituju oleh jalur ini. Seperti, Sukabumi, Taman Safari, dan
Gunung Mas. Salah satunya adalah jalur alternatif di kilometer 2 Jalur ini
efektif digunakan untuk menghindari titik macet di jalur Puncak.
Republika mencoba
jalur yang paling direkomendasikan dari peta yang TMC lansir. Masuk melalui
jalan Cikopo tak jauh dari TMC Gadog. Kerap disebut alternatif Cimuncang, jalur
ini berada dekat dari pasar bina sejahtera simpang Gadog.
Menyusuri jalan
tersebut, terpampang nama jalan Cikopo Selatan. Jalan ini cukup lebar, dengan
jalan yang relatif mulus. Di sisi jalan ada sejumlah warga yang akan
mengarahkan pengemudi. Panjang jalan ini sekitar 3 kilo meter. Ruas jalan ini
mengarah lurus ke persimpangan cagak pertemuan jalan pasir Cimuncang.
Jalan berkelok
dilalui cukup mudah. 2 Kilo meter kemudian dapat dijumpai kantor Polsek
Megamendung. Terus ambil jalan tersebut, Republika tiba di sebuah persimpangan
jalan. Tak lama, warga sekitar mengarahkan untuk belok kanan. 500 meter dari
sana Republika dihadapkan pada dua jalan. Ambil jalan lurus. Republika sampai
di derah Cisarua menulusuri jalan tersebut dan akhirnya keluar di pasar
Cisarua.
Republika mencatat 20
menit saja untuk tiba di Cisarua. Beberapa jalan berkelok dapat di lalui dengan
cukup mudah. Pasalnya dengan kondisi jalan yang lumayan baik, tak terlalu sulit
melaluinya. Ditambah rumah-rumah di sekitar jalan memasang lampu yang cukup
terang. Meskipun hujan, niscaya pandangan takan terhalang.
Meskipun keluar di
titik macet. Cukup sedikit bersabar, 100 meter dari sana Republika mencoba
untuk masuk jalur alternatif lainnya. Yaitu masuk ke jalan yang mengarah ke
Taman Safari.
Susuri jalan tersebut
dan tiba di persimpangan. Arahkan kemudi ke kiri Republika sampai di jalur yang
cukup sepi. "Ini kebun teh," ucap Satia (16 tahun) warga sekitar. Ia
berkata jalan ini mengarah ke Perkebunan The Gunung Mas. "Jalannya
berbatu, tapi antimacet," katanya.
Kondisi saat itu
hujan cukup deras, terbayang seperti apa jalan berbatu bila diguyur hujan,
Republika memilih kembali, dan menuju jalur utama Puncak. Tampaknya alternatif
yang satu ini kurang disarankan. Terutama bila hujan turun dan malam menjelang.
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif