CISARUA - Penderitaan warga Desa
Citeko Kecamatan Cisarua semakin memprihatinkan.
Permasalahan perekonomian warga
yang belum kunjung sejahtera, dampak kekeringan di musim kemarau dan
permasalahan sosial lainnya yang belum tuntas. Belum habis penderitaan itu, ditambah
lagi sumber air dari Kali Gede yang membelah Desa Citeko dicemari Limbah
Peternakan Sapi. Berlanjut masalah baru, yakni proyek pipanisasi yang sumber
air berasal dari mata air Kali Gede. Diduga proyek ini dikomersilkan oknum
Kepala Desa Citeko kepada para pemilik vila setempat hingga mencapai harga Rp2
Juta,- per vila.
Merebaknya kasus pipanisasi pro
vila ini terungkap pasca dicopotnya Bendahara Desa dari jabatannya. Mencuatnya
kasus pipanisasi air bersih pun menyebarluas ketengah-tengah warga yang sedang
dilanda masalah krisis air bersih akibat musim kemarau berkepanjangan. Kabar
pun semakin tajam saat pertemuan Ketua Rt/Rw, Tokoh Masyarakat dan Aparat Desa
Citeko yang difasilitasi oleh MUI, Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP)
, Ikatan Pengemudi Ojek Citeko dan Pemuda Pancasila Citeko. Pertemuan yang
bertema: "Masalah Air Dan Sampah" bertempat di villa milik Ibu Kris,
yang terletak di Desa Citeko Rt 5/9, Ahad (9/9/2012).
“Saya terpaksa menjual air dari
pipanisasi yang dibangun ke vila - vila untuk mendapatkan dana yang nantinya
dana itu guna menunjang perluasan jaringan pipa - pipa air,” jelas Kepala Desa
Citeko, Mamad Sukendar. Sementara menurut salah seorang Pengurus Desa yang
tidak mau disebutkan namanya, itu sudah merupakan pelanggaran. “Itu belum ada
Bumdes, belum ada Perdes. Itu dilakukan sepihak oleh Lurah secara pribadi,
tanpa ada komunikasi dengan BPD maupun staff Desa,” ungkapnya.
Ketua Badan Pembangunan Desa
(BPD) Citeko, Dedi, yang juga hadir di lokasi mengaku sudah menegur Kepala Desa
dan meminta agar menghentikan penjualan air dari pipanisasi selama belum ada
Perdes dan Bumdes. ”Kami sudah mendesak para perangkat Desa untuk segera
membuat draft Perdes terlebih dahulu,” ujar Dia.
Ketua IPOC Desa Citeko, Acil,
mendesak percepatan normalisasi Kali Gede agar sumber air bersih terpenuhi.
“Tolong mengupayakan normalisasi Kali Gede sebagai salahsatu sumber air bersih
bagi warga Citeko,“ ujar Acil yang didukung aktifis lingkungan Puncak, Tedja
Kusuma.
Pantauan Berita Bogor dilokasi,
teknis pemasangan dan pembagian air tergolong kurang merata antara kepentingan
warga dan pengusaha vila. Sebab, sambungan pipa ke vila - vila melalui
sambungan dari pipa air utama. Belum lagi kondisi lahan yang berbukit, sehingga
tekanan air lebih deras ke vila - vila, sementara belum ada bak cluster yang
dijadikan pusat pembagian air merata. (CJ)
Sumber | beritabogor
إرسال تعليق
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif