Garuda Biru: Simbol Persatuan Rakyat dalam Melawan Ancaman Konstitusi



Aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi pada 22 Agustus 2024 di Jakarta memperlihatkan kekuatan rakyat yang bersatu di bawah simbol Garuda Biru, menuntut penghentian revisi Undang-Undang (UU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ribuan mahasiswa, aktivis, dan sejumlah artis terkemuka turun ke jalan, dengan suara lantang menolak revisi yang dinilai melanggar konstitusi dan merusak demokrasi Indonesia.


Revisi UU Pilkada yang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dianggap sebagai ancaman serius terhadap prinsip-prinsip dasar demokrasi yang telah dijaga selama ini. Dua putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang seharusnya memperkuat demokrasi justru diabaikan dalam revisi ini, sehingga publik merespons cepat dengan aksi massa yang tak terelakkan.


Simbol Garuda Biru yang menjadi ikon dalam aksi ini bukan hanya sekadar lambang perlawanan, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan peringatan akan bahaya yang mengancam demokrasi kita. Ketika wakil rakyat yang seharusnya menjalankan amanah konstitusi justru bertindak sebaliknya, rakyat tidak tinggal diam. Gerakan ini menunjukkan bahwa rakyat masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan konstitusi dan menjaga keutuhan demokrasi.


Perlawanan terhadap revisi UU Pilkada ini tidak hanya menunjukkan betapa pentingnya peran rakyat dalam menjaga konstitusi, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa suara rakyat tidak bisa diabaikan. Penundaan pengesahan RUU Pilkada oleh DPR setelah aksi ini membuktikan bahwa ketika rakyat bersatu, kekuatan mereka dapat mengubah arah kebijakan yang dianggap menyimpang.


Sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, ahli hukum tata negara, “Perubahan dalam sistem pemilihan kepala daerah harus melalui proses yang benar-benar transparan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, untuk menghindari ketidakpuasan yang meluas dan mempertahankan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.” Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya transparansi dan partisipasi publik dalam setiap perubahan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. (VOI)


Aksi Garuda Biru ini pun tidak hanya diingat sebagai momen protes, tetapi juga sebagai pengingat bahwa demokrasi yang sehat memerlukan partisipasi aktif dari seluruh warga negara. Rakyat Indonesia, melalui aksi ini, telah membuktikan bahwa mereka siap menjaga dan melindungi demokrasi dari segala ancaman, apa pun bentuknya. Inilah kekuatan rakyat yang sesungguhnya, kekuatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. (pc)

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama