PORTALCISARUA | Konflik antara warga Puncak dan PTPN terkait eksploitasi kebun teh masih terus berlangsung, seperti lada hari Rabu (17/01) kemarin, bertempat di Gadog, Megamendung, Kab. Bogor, warga Puncak yang tergabung dalam KWP menemui Anggota DPR RI Komisi V, Mulyadi,
Adapun dalam pertemuan tersebut, seperti yang disampaikan oleh salah satu tokoh Puncak Bah Den, dalam penyampaiannya menuntut, agar PTPN mengakhiri KSO dengan pengembang pariwisata yang merusak kebun teh, ikon Puncak, sebagai mana yang disampaikan, menurutnya Bah Den lagi, bahwa saat ini hanya tersisa 200 hektar dari 1700 hektar.
"Kebun Teh itu ikon Puncak, tapi hari Ini kebun teh hanya tinggal 200 an Hektar dari total 1700 hektar HGU. Ini menjadi perhatian kami akan dampak lingkungan, Sosial, Ekonomi Dan Budaya. ”ungkap Bahden, seperti dilansir harnasnews.com
Bahden menambahkan, bahwa pada dasarnya masyarakat tidak menolak adanya investasi di Puncak, namun bukan berarti ada yang harus tapi dikorbankan pada keberadaan kebun teh dan hutan di Puncak.
"Karena itu nafas kami. Dan kami tidak akan membiarkan kerusakan Puncak berlanjut," katanya lagi. .
Dalam sesi pertemuan yang di gelar secara terbuka ini, mereka juga mengeluhkan klaim PTPN atas lahan warga Naringgul dan masalah imigran. Warga Puncak menegaskan bahwa mereka tidak anti-investasi, tetapi tidak rela kehilangan kebun teh dan hutan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Mereka mengharapkan Mulyadi dapat mewakili aspirasi mereka di DPR. (red/sl).
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif