Adapun kegiatan berlangsung dari
tanggal 15-17 November 2023 dan dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pemberdayaan
Pemuda, Asrorun Ni'am Sholeh.
Dalam sambutan tertulisnya, Asrorun
Ni'am Sholeh menyampaikan, bonus Demografi merupakan impian setiap Negara dan
Indoensia nanti di Tahun 2030-2035 akan menerima bonus demografi. Dimana bonus
demografi ini bagaikan mata pisau di satu sisi merupakan potensi yang sangat
besar karena Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan penduduk usia
produktif terbesar di Asia, mencapai 191juta (70,72%) pada tahun 2030-2035 yang
merupakan modal sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Disisi lain
pemuda banyak ancaman, gangguan dan
hambatan yang bersifat merusak modal
pembangunan bangsa ini yaitu bahaya destruktif seperti NAPZA (Narkoba,
Psikotropika dan Zat Adiktif) dimana pintu masuknya berawal dari kebiasaaan
merokok. Bahaya merokok dengan asap racun nikotin yang masuk ke dalam tubuh dapat
menyebabkan kanker paru-paru, radang tenggorokan, kerusakan gigi, mata kering,
syaraf parkinson, jantung, fungsi hati dan menyebabkan kemandulan. Angka
Prevalensi merokok pemuda umur 16 tahun ke atas sebesar 28,4% dan ternyata
tertinggi tahun 2020-2022 adalah Provinsi Lampung (33%) diikuti Bengkulu
(32,5%), Jawa Barat (32,2%), Nusa
Tenggara Barat (3,2%), dan Banten (31,5%).
Sedangkan bahaya Napza sangat
mengancam kesehatan 34,6%, gangguan kejiwaan 13,1%, hancurnya masa depan
(karena menghambat pendidikan dan karir) 12,5% bahkan mengancam nyawa generasi
muda, berdasarkan data BNN tahun 2022 hampir 18.000 per tahun nyawa pemuda
Indonesia melayang akibat napza atau sebanyak 9% dari jumlah yang terpapar
Napza.
"Salah satu indikator
peningkatan IPP adalah usia Prevalensi merokok, dari sisi kesehatan, semakin
sehat seseorang maka tingkat ketertarikan pada merokok semakin berkurang maka
perlunya kesadaran kolektif untuk membangunkan budaya sehat dan pada prosesnya
merokok memiliki potensi menjadi salah satu pintu masuk pada penyalahgunaan
narkoba," kata Ni'am.
"Kita bangun kesadaran dan membangun sensitivitas dalam lingkungan kita. Kita memiliki tanggungjawab dimana anak muda akan menjadi agen perubahan," tambahnya lagi.
Sebagai informasi tambahan
kegiatan Pelatihan Penyadaran Pemuda Terhadap Bahaya Napza dan Mengurangi Prevalensi
Merokok Dikalangan Pemuda ini diikuti beberapa organisasi lembaga organisasi
yang diantaranya, PMII, IPNU, IPMI, KIPAN, PPMI, Pemuda Pecinta Alam, Pemuda
Pecinta Masjid dan Karang Taruna.
"Semua pemuda memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi pioner bahkan garda terdepan untuk mengajak
teman sebaya dan teman lainya dalam pencegahan dan penyalah gunaan
narkoba," ujar Amar Ahmad dalam laporannya. (sal)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif