PIKIRAN-RAKYAT.COM | Cibinong. Pemerintah Kabupaten Bogor melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan pihak pengelola lahan untuk tempat relokasi Pedagang Kaki Lima kawasan Puncak. Pembangunan tempat penampungan sementara di lahan perkebunan Gunung Mas itu diperkirakan selesai pertengahan 2018 mendatang.
Menurut Kepala Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor Dace Supriyadi, penataan lahan seluas satu hektar di sana mulai dilelangkan pada Januari 2018. "Dari lima hektar itu baru satu hektar yang kita garap. Sekarang kita lakukan pematangan lahan dan pemadatan," katanya seusai penandatanganan di kantor PT Perkebunan Nusantara VIII Kecamatan Cisarua.
Di lahan seluas satu hektar tersebut, Dace mengakui hanya 20 persen di antaranya saja yang dibangunkan lapak. Ia memperkirakan jumlah lapak yang akan disediakan sebanyak 306 unit. Sedangkan sisanya digunakan untuk lahan parkit kendaraan dan lokasi tempat ibadah.
Dace menegaskan tempat penampungan sementara itu untuk PKL yang direlokasi pada tahap kedua. Relokasi tersebut ia pastikan setelah bangunan lapak di tempat penampungan sementara selesai. "Paling cepat pertengahan 2018. Karena ada proses lelang sesuai prosedur penggunaan anggaran daerah," katanya.
Proyek pembangunan tempat relokasi sementara di sana diperkirakan memakan biaya hingga lebih dari Rp10 miliar. Namun, angka pasti yang dialokasikan pemerintah daerah setempat menurut Dace belum final sebelum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2018 ditetapkan oleh pihak legislatif.
"Itu dana untuk penataan lapak PKL dan pembangunan mesjid," katanya menegaskan. Selain itu, lahan yang tersisa juga akan dijadikan taman atau ruang terbuka lainnya. Dace menyebut lahan seluas empat hektar di luar tempat relokasi sementara rencananya baru ditindaklanjuti pada 2019.
Sementara itu, menurut Azet Basuni dari Forum Puncak Ngahiji berharap penataan tempat relokasi di kawasan Gunung Mas lebih baik dari tempat relokasi PKL tahap pertama di lahan parkir Taman Wisata Matahari.
"Paling penting, pedagang yang tadinya berada di pinggir jalan bisa terorganisir dan tertata secata rapi. Sehingga saat berjualan, tidak takut akan diserempet mobil, diklaksonin, kena debu dan sebagainya," katanya.
Selain tempatnya nyaman, Azet meminta pemerintah daerahnya memikirkan dan membantu promosi tempat relokasi para pedagang tersebut. Ia mengaku optimistis lokasi yang dipilih yakni di kawasan perkebunan teh bisa menarik minat wisatawan dan pengguna jalan untuk berkunjung. Selama ini, lokasi tersebut memang banyak dijadikan tujuan wisata.
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif