HALLOBOGOR.COM | Kepala SMP Negeri 2 Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Tati Widiya, terkesan cuci tangan soal keluhan orangtua siswa yang keberatan dengan beragam pungutan berkedok sumbangan di sekolahnya.
Tati Widiya melemparkan persoalan pungutan hingga Rp800 ribu itu ke Komite Sekolah.
“Kami dari pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan atau menetapkan besaran nominal sumbangan kepada orangtua siswa untuk pembangunan sumur bor maupun pengadaan komputer. Pihak sekolah tak hadir dalam rapat. Karena kalau hadir nanti disangka intervensi. Jadi kami tidak ikut campur. Pihak sekolah mengajukan ke omite. Kalau diterima alhamdulillah kalau enggak juga tidak apa-apa. Kami tidak mematok harga kepada komite. Yang putuskan orangtua dan Komite Sekolah,” kata Tati Widiya yang ditemui di sekolahnya didampingi beberapa orang guru, Senin (21/8/2017).
Tati mengakui kalau pengadaan komputer dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bukanlah keharusan. “Mengingat bulan Oktober harus ada keputusan, apakah mau menggunakan UNBK atau UNKP (Ujian Nasional menggunakan Kertas Pensil), maka kami tawarkan kepada orangtua siswa melalui Komite Sekolah. Jadi ini dalam rangka siap atau tidak. Sementara sekolah tak punya banyak komputer. Pinjam ke tetangga juga tak mungkin,” ungkapnya.
Sedangkan terkait sumbangan untuk pembangunan sumur bor, Tati mengakui bahwa selama ini aliran air dari PDAM ke sekolah selalu macet. “Sering tak ngocor. Jadi ini juga program prioritas membangun sumur sendiri. Ini sudah kami rapatkan dan hasil masukan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Tati kembali menegaskan, pihak sekolah tidak mungkin menekan orangtua siswa dan menentukan nominal sumbangan. “Kami juga punya hati nurani. Apalagi kepada anak yatim dan siswa tak mampu,” tukasnya.
Menurutnya, kejadian tersebut hanyalah misskomunikasi. “Ini hanya misskomunikasi. Kami akan segera memanggil Komite Sekolah untuk menindaklanjutinya. Sumbangan itu seikhlasnya tanpa ada paksaan kepada orangtua siswa,” jelas Tati.
Tari tetap berharap agar program kerja yang sudah dirapatkan bisa terlaksana di tahun ini tanpa membebankan kepada orangtua siswa. Apalagi, tahun ini pihak sekolah sudah mengajukan bantuan untuk pengadaan komputer ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
“Tapi saya ingin sih ada partisipasi dari orangtua siswa, agar program bisa terlaksana dengan baik,” tukasnya.
Seperti diberitakan, orangtua siswa SMPN 2 Ciawi mengeluhkan besarnya sumbangan yang ditentukan. Di mana siswa kelas VII dimintai Rp800 ribu, kelas VIII dan kelas IX Rp500 ribu. Prots orangtua siswa yang keberatan dalam rapat tidak digubris Komite Sekolah yang saat ini dipimpin H Duduy Dumyati, mantan Sekretaris Camat Ciawi. (cep)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif