HALLOBOGOR.COM | Bogor. Usulan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Bogor Raya kembali mencuat. Namun banyak pihak berpendapat usulan tersebut belum sepenuhnya diperlukan.
Ketua DPRD Kabupaten Ade Ruhandi malah menilai, justru yang lebih urgent untuk dimekarkan adalah wilayah Kabupaten Bogor. “Dengan luas wilayah Bogor dan padatnya penduduk di wilayah Kabupaten Bogor, seharusnya Pemerintah Pusat dapat memecah Kabupaten Bogor menjadi dua wilayah administratif,” kata Jaro Ade, sapaan akrabnya.
Jaro ade mengatakan, DOB Provinsi Bogor Raya tidak segenting pemisahan wilayah Kabupaten menjadi dua wilayah administratif.
Ia kembali memaparkan, jumlah penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan BPS 2016 mencapai 5,3 juta yang tersebar di 40 kecamatan dan 434 desa/kelurahan. Bila dibandingkan, Kabupaten Bogor tiga kali lipat lebih luas dari Kota Bogor.
“Artinya pemekaran Kabupaten Bogor menjadi dua wilayah administratif (Bogor dan Bogor Barat), lebih urgent daripada DOB Provinsi Bogor Raya,” tegasnya.
Pemekaran Bogor Barat, lanjut Jaro Ade, telah tertunda lebih dari sepuluh tahun. Berbagai kajian, mulai dari syarat teknis dan syarat administratif untuk pemisahan Bogor Barat lebih siap dibandingkan pembentukan Provinsi Bogor Raya.
Sementara, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappendalitbang) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, menjelaskan, saat ini Bappenda Bogor mengaku memilih untuk menunggu peraturan pemerintah yang sedang disusun terkait pembentukan provinsi baru itu.
Bila wacana tersebut akan diwujudkan, kejelasan rencana pengembangan harus dibuat.
“Pengembangan wilayah itu harus ada di dalam rencana pengembangan daerah itu. Jadi, kalau kabupaten mau dikembangkan, harus ada di rencana pengembangan daerah provinsi dan harus tertera jelas dalam rencana skala nasional. Menjadi tugas Pemkab Bogor mendukung hingga akan melakukan koordinasi kepada daerah sekitarnya kalau memang konsepnya sudah jelas,” paparnya. (cep)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif