BOGORPOS.COM | Sungguh tidak lazim kebijakan yang diterapkan pengelola Wisata Agro Gunung Mas Puncak terhadap jurnalis yang akan mempublikasikan salah satu objek wisata yang dikelolanya yakni Gantole atau Paralayang di Bukit Gantole, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Pasalnya, untuk bisa meliput objek tersebut, pengelola mengenakan tarif yang nilainya fantastis yakni Rp 1,5juta!.
Fakta tidak lazim dalam dunia peliputan berita tersebut dialami wartawan dari majalah JMagazine, yakni Anto Bias dan Kimi Suparman yang ditugaskan kantornya untuk menulis beberapa artikel mengenai tempat wisata di kawasan Puncak yang akan dipublikasikan dalam edisi perdana majalah JMagazine yang disebut bakal terbit akhir bulan September 2016.
“Untuk edisi perdana ini salah satu spot wisata yang akan saya angkat adalah Gantole, oleh sebab itu saya meluncur kesana,” ujar Anto membuka cerita tentang pengalaman yang secara pribadi dia nilai cukup menggelikan itu.
Tiba di tempat yang dituju, Kamis, (08/09/2016) Anto lantas menemui beberapa staf Bukit Gantole yang ada di pos jaga sekaligus tempat pembelian tiket. Tujuannya adalah untuk memberitahukan maksud kedatangannya sekaligus meminta izin meliput.
“Oleh salah satu staf yang saya temui, saya diarahkan untuk meminta izin ke bagian Humas Wisata Agro Gunung Mas. Lalu saya diberikan nomor HP si Humas yang disebut bernama Iyus,” kata dia.
Anto pun bersegera menelpon nomor HP yang diterimanya. “Melalui sambungan telepon itulah orang yang bernama Iyus menyatakan bahwa untuk wartawan yang meliput dikenai biaya sebesar Rp 1,5juta. Dia bilang harga segitu adalah harga untuk meliput semua objek wisata yang dikelola Wisata Agro Gunung Mas,” tutur Anto.
Karena merasa pengenaan tarif jutaan rupiah sebagaimana yang dinyatakan oleh Wisata Agro Gunung Mas Puncak tersebut tidak lazim, Anto lantas memilih untuk meninggalkan Bukit Gantole dan kembali ke Base nya di Ciawi.
“Bertahun-tahun jadi wartawan, baru kali ini nemu pengelola tempat wisata yang akan dipublikasikan objek wisatanya malah minta dibayar,” pungkas Anto sambil tersenyum kecut. (Kimi)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif