KOMPAS.COM | Regional Kompas. Bogor. Angka kematian ibu (AKI) masih menjadi momok menakutkan bagi ibu hamil di Kabupaten Bogor. Meski dalam tiga tahun terakhir angka kematian ibu menurun, namun faktanya Kabupaten Bogor masih jadi penyumbang tertinggi di Jawa Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Camalia Sumaryana menjelaskan, hampir 90 persen penyebab langsung kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan setelah persalinan.
Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu.
“Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk, terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat, dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan,” tutur Camalia di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/7/2016).
Minimnya tenaga kesehatan di pelosok pun disebut-sebut sebagai salah satu faktor masih tingginya AKI di Kabupaten Bogor. Hingga kini, Pemkab Bogor hanya memiliki 224 bidan desa dari 416 desa yang ada.
"Itu pun tidak semua bidan desa tinggal di desa. Bisa jadi dari tiga desa hanya tersedia satu bidan yang tinggal di salah satu desa. Kondisi Kabupaten Bogor yang berbukit dengan lereng terjal dan minimnya sarana angkutan dari pelosok menjadi penghalang lainnya," tambah Camelia.
Saat ini Pemkab Bogor sedang meluncurkan pendampingan ibu hamil dengan sistem daring SijariBunda. Seorang ibu hamil dapat dipantau oleh Dinas Kesehatan melalui penyuluh atau bidan terdekat.
“Sistem kerjanya si ibu atau kerabatnya cukup mendaftarkan melalui pesan singkat ke pusat pelayanan dinas di 08121234991. Setelah identitas si ibu dilengkapi atau terekam oleh dinas, maka akan dikirimkan seorang pendamping, baik bidan atau penyuluh bagi si ibu hamil,” tutup dia. (Ramdhan Triyadi Bempah, Farid Assifa)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif