TRANSBOGOR.CO | Kepolisian Resort (Polres) Bogor masih menerapkan sistem oney di Jalan Raya Puncak pada setiap akhir pekan guna kelancaran dan kenyamanan lalulintas. Kebijakan ini didesak perlu dikaji ulang.
Dalam pelaksanaannya selama ini menuai protes warga lantaran sistem pengaturan lalulintas tersebut dinilai kurang efektif. "Jalan di buka tutup untuk kepentingan para wisatawan akan tetapi berdampak merugikan warga permukiman setempat," kata Djamal Abdul Natsir, Pemerhati Lalulintas Puncak Raya.
Menurutnya kebijakan itu perlu di kaji ulang, pasalnya kemacetan arus lalulintas di jalur puncak saat ini tidak hanya terjadi pada akhir pekan saja, akan tetapi setiap hari terjadi kemacetan panjang. "Saat macet makan jarak tempuh yang seharusnya 15 menit menjadi antara 1-2 jam," ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan bagi pengguna jalan yang memiliki uang memang dapat menyewa pengawalan Polisi yang sebenarnya telah merampas hak pengguna jalan lain "Bahkan pengawalan jalan itu cenderung membahayakan pengendara yang berlawanan arah," kata dia.
Akibatnya, lanjut dia, sebagian besar Warga Puncak Raya yang menjadi objek penderita. "Silahkan di data pihak mana yang lebih besar dirugikan atau yang di untungkan dengan sistem satu arah atas kemacetan yang terjadi di jalur puncak saat ini," imbuhnya.
Terpisah, Tokoh Pemuda Cisarua Sunyoto mendesak perlunya dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan alternatif utara dan selatan. "Disamping itu, perlu dilarang bagi kendaraan besar yang melintas jalan alternatif, kecuali kendaraan pribadi," desaknya. (Bil)
Dalam pelaksanaannya selama ini menuai protes warga lantaran sistem pengaturan lalulintas tersebut dinilai kurang efektif. "Jalan di buka tutup untuk kepentingan para wisatawan akan tetapi berdampak merugikan warga permukiman setempat," kata Djamal Abdul Natsir, Pemerhati Lalulintas Puncak Raya.
Menurutnya kebijakan itu perlu di kaji ulang, pasalnya kemacetan arus lalulintas di jalur puncak saat ini tidak hanya terjadi pada akhir pekan saja, akan tetapi setiap hari terjadi kemacetan panjang. "Saat macet makan jarak tempuh yang seharusnya 15 menit menjadi antara 1-2 jam," ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan bagi pengguna jalan yang memiliki uang memang dapat menyewa pengawalan Polisi yang sebenarnya telah merampas hak pengguna jalan lain "Bahkan pengawalan jalan itu cenderung membahayakan pengendara yang berlawanan arah," kata dia.
Akibatnya, lanjut dia, sebagian besar Warga Puncak Raya yang menjadi objek penderita. "Silahkan di data pihak mana yang lebih besar dirugikan atau yang di untungkan dengan sistem satu arah atas kemacetan yang terjadi di jalur puncak saat ini," imbuhnya.
Terpisah, Tokoh Pemuda Cisarua Sunyoto mendesak perlunya dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan alternatif utara dan selatan. "Disamping itu, perlu dilarang bagi kendaraan besar yang melintas jalan alternatif, kecuali kendaraan pribadi," desaknya. (Bil)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif