MERDEKA.COM | Warga
negara Arab lalu lalang di beberapa desa di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, adalah
hal yang biasa. Pria-pria yang mayoritas berasal dari Afghanistan dan Pakistan
ini mengisi vila-vila di Cisarua.
"Mereka datang
musiman, 3 bulanan dari bulan puasa. Mereka biasanya balik ke negaranya, nanti
abis Lebaran balik lagi ke sini," kata Rudi, warga Cisarua kepada
merdeka.com di desa Batu Layang, Cisarua, Jakarta, Senin (19/8).
Saking banyaknya
orang Arab bermukim sementara di sana, ada satu daerah dikenal dengan sebutan
Kampung Arab. Banyak yang mencurigai di sana sering terjadi kawin kontrak dan
juga sebagai kantong imigran gelap.
"Kebanyakan
orang Afghanistan dan Pakistan yang bandel ini sewa rumah sejuta, ngontrak
terus pergi lagi. Kalau ketahuan mau didata mereka lari ditinggal
baju-bajunya," cerita Rudi yang juga merupakan ketua binmas ini.
Menurut Rudi, bersama
makelar yang sulit dilacak para imigran gelap kemudian pergi mencari suaka ke
Australia.
"Susah cari
makelarnya itu siapa, soalnya makelarnya banyak sampai mereka berangkat dari
Pangandaran dan Cianjur. Mereka bayar ratusan juta untuk mencari suaka
itu," terang Rudi.
Sebagai rekanan
polisi, Rudi mengaku kesulitan untuk mencegah datangnya imigran arab ini.
"Kalau mau
diusirin ada perlawanan dari masyarakat karena mereka bilang kalau imigran ini
tempat cari nafkah. Tapi saya sudah usahain satu desa supaya enggak boleh orang
Pakistan dan Afghanistan ini masuk lagi," tutupnya.
Dari pantauan
merdeka.com, dalam perjalanan ke Desa Batu Layang, tampak warga arab
berlalu-lalang atau duduk-duduk santai di balkon vila-vila di Cianjur. Beberapa
di antaranya juga terlihat sedang bercakap-cakap dengan penduduk lokal. [did]
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif