LIPUTAN6.COM | Bogor - Penangkapan 19 wanita asal Maroko yang diduga pekerja seks komersial (PSK) di Desa Tugu, Cisarua, Rabu 3 Desember malam kemarin, direspons Polres Bogor. Kepolisian langsung menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain sebagai perantara penyedia wanita yang biasa disebut 'magribi' itu.
"Kami
sudah berkoordinasi dengan Imigrasi untuk melakukan pengawasan dan pengendalian
para imigran atau warga asing di Cisarua," ungkap Kepala Polres Bogor Ajun
Komisaris Besar Sonny Mulvianto saat dikonfirmasi, Kamis (4/12/2014).
Selain
itu, lanjutnya, pihaknya juga sedang menyelidiki keterlibatan warga lokal
sebagai penyedia atau perantara kegiatan prostitusi tersebut. "Bila memang
ada warga lokal sebagai penyedia, maka bisa ditindak dengan ancaman pidana,"
papar dia.
Sementara,
Kepala Imigrasi Bogor Herman Lukman dalam keterangan sebelumnya mengatakan 19
perempuan yang diamankan mempunyai profesi sebagai pekerja seks komersial
dengan tarif Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta untuk sekali kencan dan peminatnya kebanyakan
orang asing.
"Dari
keterangan 2 orang yang pertama kami amankan. Untuk setiap transaksi mereka
menggunakan penduduk lokal untuk menjadi perantara," jelas dia.
Pada
Agustus lalu, Polda Jabar pernah mengimbau terkait razia di beberapa wilayah
Jawa terkait keberadaan imigran gelap. Polda Jabar mencermati wilayah Cisarua,
Megamendung dan Ciawi sebagai permukiman imigran gelap, sedangkan wilayah
Sukabumi dan Cianjur sebagai jalur masuk dan keluar para imigran.
Keberadaan
para imigran gelap itu juga disinyalir telah menimbulkan keresahan di
masyarakat. "Para imigran gelap tersebut melecehkan kehormatan negara,
terjadinya tindak kriminalitas dan masalah-masalah sosial," kata Humas
Polda Jabar Martinus Sitompul beberapa waktu lalu.
Sejak
2013, Kantor Imigrasi Bogor telah memindahkan imigran pencari suaka ke Rumah
Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan dan Bali. Data Kantor Imigrasi hingga Agustus
2014, jumlah pencari suaka legal di Rudenim Cisarua mencapai 418. Namun,
keberadaan imigran ilegal diperkirakan lebih dari 600 orang. (Ado/Mut)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif