MERDEKA.COM | Fenomena wisatawan
Timur Tengah atau turis Arab yang banyak berada di Kawasan Puncak Bogor, Jawa
Barat mempunyai cerita lain. Kedatangan mereka nyatanya tidak hanya untuk
menikmati liburan, banyak pula yang mencoba peruntungannya di wilayah berudara
sejuk ini.
Banyak di antara
mereka mempunyai usaha restoran dan penginapan. Namun, ada juga yang menjajakan
jasa pemuas birahi.
Seorang tukang ojek
di Puncak, Yaya menceritakan bahwa wanita Arab perempuan yang menjual jasa
esek-esek berasal dari Maroko. Sehari-hari memang tidak memakai kerudung
tertutup, melainkan memakai pakaian serba ketat sehingga terlihat lekuk
tubuhnya.
Paras mereka memang
cantik khas negeri Arab. Berkulit putih, bermata cokelat, berhidung mancung,
berambut panjang kecoklatan. Jika berjalan di kawasan Puncak, mereka selalu
menjadi perhatian para pria lokal atau turis Arab.
Namun tak sembarangan
untuk mencicipi pekerja seks komersial (PSK) impor ini. Harga yang ditawarkan
pun terbilang mahal untuk sekali main.
"Cewek Maroko
itu harganya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta semalem," kata Yaya.
Menurut Yaya, PSK
asal Maroko ini biasanya menyewa vila untuk sebulan. Harga sewa tempat tinggal
mereka juga terbilang mahal.
"Bisa Rp 11 juta
untuk nyewa vilanya sebulan," ujarnya.
Di tempat tinggalnya,
para PSK Impor ini tidak hidup sendiri. Mereka juga berkelompok. "Satu
vila bisa tiga sampai empat orang," ungkapnya.
Geliat prostitusi di
kawasan Puncak memang menggoda kaum Adam untuk datang. Mulai dari perempuan
lokal hingga internasional mereka sajikan sebagai pemikatnya. Tentu itu hanya
segelintir cerita kelam di Puncak. Sebab, keindahan alami dan kesejukan
udaranya tetap menjadi primadona.
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif