BERITABOGOR.COM | Libur beruntun selama bulai Mei 2014 yang juga bertepatan dengan
hari terjepit nasional (Harpitnas) merubah wajah kawasan Puncak Bogor.
Langit Puncak Bogor yang
terletak diatas wilayah Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, Kabupaten
Bogor ini tak lagi sejuk seperti yang didambakan banyak kalangan pecinta alam.
Para wisatawan domestik maupun internasional tak lagi menyadari betapa tidak
sehatnya udara di kawasan Puncak Bogor dewasa ini. Hal ini tak dapat dipungkiri
akibat besarnya volume kendaraan yang mencapai lebih puluhan ribu unit melintas
hilir mudik silih berganti menyebarkan gas CO2.
Dalam suatu pagi, Minggu
(1/6/2014) sekira pukul 08.30 Wib, tim Berita Bogor mengabadikan langit kawasan
Puncak Bogor dari lokasi di depan hotel Indra Jaya, Megamendung. Terlihat
langit begitu kelam, bukan lantaran faktor cuaca atau awan mendung, melainkan
diduga kumpulan gas buang kendaraan bermotor yang membumbung tinggi ke udara.
Saat dihubungi, Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Barat, Dadan Ramdan membenarkan
pencemaran udara yang cenderung meningkat setiap tahun disebabkan oleh semakin
bertambahnya kendaraan yang melintas. Kualitas udara kawasan Puncak Bogor
memang kian mencemaskan, sebab dalam kurun waktu empat tahun terakhir kualitas
udara melebihi ambang batas pencemaran udara.
"Setiap tahunnya pencemaran
udara cenderung meningkat dikala puluhan ribu kendaraan melintas menyemburkan
gas buang sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin kendaraan. Gas
berupa CO karbon monooksida yang beracun, maupun CO2 karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca dapat mengancam kelangsungan lingkungan hidup,"
kata Dadan Ramdan.
Sejak tahun 2007, Hasil
pantauan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Jawa Barat, kualitas udara
di Kota Bogor terus mengalami penurunan setiap tahunnya sejak tahun 2007
lalu. Jumlah partikel debu di Bogor
mencapai 200 mikrogram per meter kubik per hari. Pihak BPLH Jawa Barat
menyebutkan Karbondioksida berkisar 1.000-5.000 mikrogram per meter kubik per
hari. Kondisinya, masih di bawah baku mutu, tetapi memiliki kecenderungan
tinggi. (cj)
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif