BERITABOGOR.COM | Hal tersbeut
diungkapkan Jatnika, Ketua Bappilu Dapil 3 Partai Amanat Nasional (PAN).
“Pelaksanaan Pileg kali sangat melelahkan masyarakat dan panitia pelaksana di
lapangan. Masyarakat banyak yang dibuat bingung dengan banyaknya pilihan di
kertas suara” ujar Jatnika kepada Berita Bogor.
Menurut Jatnika,
praktek “Money Politik” seperti sudah disepakati bersama alias menjadi hal
lumrah dilapangan. Caleg tanpa bagi-bagi uang akan di pandang sebelah mata oleh
masyarakat. Secara umum masyarakat banyak yang memilih karena sebaran uangnya.
Berdasarkan catatan yang disampaikan Jatnika hasil Pileg di dapil 3
menghasilkan 2 Caleg incumbent dan 6 caleg baru. Dari kesemuanya Jatnika sanksi
dengan kinerjanya kedepan. Karena track recordnya sama sekali tidak nampak di
masyarakat selama ini.
Sementara itu dari
data yang dihimpun Beritabogor.com, keluhan pelaksanaan Pileg muncul dari
beberapa petugas KPPS, Saksi dan petugas PPK Kecamatan. Rata- rata mereka
mengeluhkan pada daftar DPT yang masih menggunakan data tahun 2009 dan lamanya
rekapitulasi di TPS, KPPS Desa dan PPK Kecamatan.
Penghitungan
rekapitulasi rata-rata memakan waktu 12-15 jam. Belum lagi kalau ada kesalahan
/ selisih angka, maka petugas mesti menghitung ulang lagi dari awal. Dari hal
tersebut mengakibatkan saksi banyak yang meninggalkan lokasi penghitungan
karena kecapekan. Lama dan rumitnya rekapitulasi membuat saksi dan peserta
lainnya jengah, sehingga mengurangi stamina dan semangat dalam mengawal jalanya
rekapitulasi.
Sistem terbuka kali
ini juga mengakibatkan persaingan dalam internal partai. Karena caleg dalam
satu partai mesti berebut suara dalam satu wilayah ( Dapil ). Sehingga
terjadilah persaingan dan gesekan dalam internal partai itu sendiri. Bagi yang
caleg yang bermodal kuat maka dia akan menjadi pemenangnya. Lalu bagaimana cara
mereka mengembalikan dana yang sudah mereka keluarkan dalam pemilihan.
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif