MERDEKA.COM |
Untuk menahan lajur air dari hulu Sungai Ciliwung, Pemerintahan Kabupaten Bogor
membuat daerah tangkapan hujan di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor,
Cisarua, seluas 800 hektar. Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan di atas lahan
itu sudah ditanam 10.000 pohon.
“Kita menanam pohon kayu putih
dengan jenis fastgrow agar cepat tumbuh,” ujar Rachmat di Jakarta, Selasa
(4/1).
Penanaman pohon ini tidak hanya
akan dilakukan di Telaga Saat saja. Karena hulu Sungai Ciliwung itu umumnya ada
di kaki Gunung Gede Pangarango, Rachmat pun mengajak pihak Perhutani untuk
melakukan hal serupa.
Rachmat menambahkan, penanaman
pohon ini sangat penting karena dengan akar yang kuat tumbuhan mampu mencegah
terjadinya longsor.
“Tanah yang ada juga diharapkan
bisa menampung air yang banyak, kalau sudah tertampung air ini bisa terserap,”
katanya.
Namun tujuan utama penanaman
pohon ini, kata Rachmat, adalah untuk mencegah debit air yang besar masuk ke
Sungai Ciliwung. Pasalnya, Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang
menjadikan Jakarta terendam.
“Jadi di samping kita
menormalisasi Sungai Ciliwung, penanaman pohon juga harus kita galakkan.
Kemudian normalisasi situ-situ.
Dan juga kita imbau kepada masyarakat, tidak
membangun rumah di bantaran sungai, tidak membuang sampah,” tutupnya.
Penanaman pohon ini juga dihadiri
oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi ). Dia mengatakan penanaman pohon
di di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Puncak Bogor, Cisarua adalah bentuk nyata
salah satu penanggulangan banjir karena semua permasalahan dan solusinya sudah
diketahui.
“Kita tidak usah membuat
rencana-rencana lagi.
Karena action-nya sudah dilakukan, tinggal diteruskan
dalam jumlah yang besar,” kata Jokowi.
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif