BOGORnews
::: Bayi satwa gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) terbaru di lembaga
konservasi ex-situ atau di luar habitat Taman Safari Indonesia Cisarua,
Kabupaten Bogor, diberi nama Euro.
"Anak
gajah berkelamin jantan ini diberi nama 'Euro' karena berbarengan dengan ajang
sepak bola Piala Eropa 2012 yang kini sedang berlangsung," kata Kepala
Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Yulius H. Suprihardodi Bogor , Kamis pagi.
Ia
menjelaskan, bayi gajah "Euro" itu sebenarnya lahir pada 21 Mei 2012,
dan baru bisa dilihat masyarakat luas dengan leluasa pada saat ini.
Dua
bayi gajah sebelumnya yang telah lahir mendahului "Euro", adalah anak
gajah sumatera pada tanggal 3 Maret 2012 berkelamin jantan bernama
"Leonardo".
Sedangkan
pada 25 April 2012, lahir anak gajah berkelamin betina bernama
"Angie".
"Jadi
hingga pertengahan tahun 2012 ini saja, Taman Safari Indonesia berhasil
mengembangbiakkan tiga ekor anak gajah," katanya menambahkan.
Yulius
menjelaskan bahwa gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) oleh
International Union Conservation Nation (IUCN) sebuah badan dunia, termasuk ke
dalam "daftar merah" dengan kriteria "endangered" (bahaya
punah).
Ia
juga mengatakan bahwa beberapa waktu lalu, telah terjadi gonjang-ganjing di
mana terdapat gajah mati diracun di perkebunan kelapa sawit untuk diambil
gadingnya yang bernilai ratusan juta rupiah.
Belum
lagi, kasus-kasus kematian anak gajah yang diakibatkan tercebur pada lubang
sumur, ataupun anak gajah diserang oleh kelompok gajah lain yang tidak menyukai
kehadirannya.
Kondisi
inilah, kata dia, yang membuat prihatin para pemerhati lingkungan, dan pencinta
satwa.
Dikemukakannya
bahwa pada tahun 1982-1985, Taman Safari Indonesia juga telah ikut andil
dalam melakukan upaya penyelamatan gajah di Lebong Hitam, Sumatera Selatan.
Pada
saat itu, upaya yang dilakukan adalah dengan menggiring gajah ke tempat
pengungsiannya di Lebong Hitam dari habitatnya yang sudah berubah fungsi
menjadi areal pertanian ke suaka margasatwa Padang Sugihan, di Lampung ke Taman
Nasional Way Kambas dan Aceh melalui "Operasi Ganesha" yang
diprakarsai oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Operasi
gajah ini dipimpin oleh I Gede Manila, dan juga Try Sutrisno, yang pada saat
itu menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Operasi
Ganesha ini berhasil dilakukan sehingga terwujud atau berdiri Pusat Latihan
Gajah (PLG), sehingga sesuai azas konservasi, gajah-gajah tersebut dimanfaatkan
secara lestari untuk rekreasi, menarik gelondongan kayu, membantu penanggulan
pascatsunami di Aceh, dan beberapa fungsi lainnya.
Di
Taman Safari Indonesia, selama kurun waktu hampir 26 tahun berdirinya, telah
berhasil dikembangbiakkan gajah-gajah sumatera, yang saat ini jumlahnya
mencapai 45 ekor, demikian Yulius H. Suprihardo. (ant)
sumber : bogornews.com
Posting Komentar
Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif